Kewajiban Manusia Ibadah Kepada Allah |
Nasihat Bulanan Untuk Semua |
Amar Ma'ruf | |||
Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah dan hidup dimuka bumi ini mempunyai banyak tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan. Tetapi diantara tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang pokok yang harus dikerjakan, tidak dapat di tinggalkan dan tidak dapat diwakilkan adalah ibadah kepada Allah. Kita supaya memahami bahwa adanya Allah mewajibkan manusia dan jin untuk beribadah kepada Allah adalah sebab ketika di alam ruh Allah telah menawarkan amanah agama kepada semua hambaNya yang telah diciptakan pada waktu itu. Dan manusialah yang sanggup melaksanakan amanah agama tersebut, sebagaimana yang telah tertulis di dalam Al Quran: Sesungguhnya aku Allah menawarkan amanah agama kepada langit, bumi dan gunung; maka mereka menolak untuk menaggung amanah tersebut karena khawatir (tidak bisa melaksanakan) amanah itu. Dan manusia (bersedia) menanggung pada amanah itu. Sesungguhnya ada manusia itu menganiaya dan bodoh (S. Al-Ahzab : 72) Dan Allah mempertegas lagi dalam ayat lain : Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu (S. Adz-dzariyat : 56) Maka kita sebagai manusia yang telah terikat dengan perjanjian ini dalam keadaan bagaimana saja harus bisa melaksanakan amanah ibadah ini dengan harapan kebahagiaan disisi Allah. Sebab apapun alasan manusia sehingga tidak bisa melaksanakan ibadah pasti akan mendapat ancaman dan siksaan dari Allah sebagaimana diceritakan dalam hadits: Berkata Rosulullah saw: ada 4 golongan yang beralasan (dihadapan Allah) dihari kiamat: Orang yang tuli yang tidak bisa mendengar sesuatupun, orang yang gila/idiot, orang yang pikun dan orang yang mati pada jaman fitroh (telat rosul). Maka berkata orang yang tuli: "Wahai tuhanku, islam telah datang padaku, tetapi aku tidak bisa mendengar sesuatupun". Dan berkata orang yang gila: "Wahai tuhanku, islam telah datang, tetapi anak-anak kecil melempariku dengan kotoran binatang". Dan berkata orang yang pikun: "Wahai tuhanku, islam telah datang, tetapi aku tidak berakal (karena pikun). Dan adapun orang yang mati pada jaman fitroh berkata: "Wahai tuhanku, tidak datang padaku seorang utusan". Maka Allah menjanji kepada mereka agar mereka taat kepada Allah. Maka Allah memerintah kepada mereka untuk masuk ke dalam neraka. (Akan tetapi mereka tidak mau mentaati perintah Allah tersebut, meski sudah diperintah tiga kali. Dan akhirnya mereka semua dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah karena ketidaktaatannya kepada Allah). Demi dzat diriku ditangan Allah, seandainya mereka (taat) untuk masuk ke dalam neraka, niscaya neraka tersebut akan dingin dan menyelamatkan mereka. (HR Tirmidzi) Dan yang perlu dipahami lagi adalah bagaimana cara kita untuk melaksanakan ibadah. Sebab tidak semua ibadah diterima oleh Allah dan tidak semua perbuatan baik menurut manusia dibalas surga. Setelah Allah menetapkan kewajiban ibadah ini kepada jin dan manusia, Allah tidak membiarkan begitu saja bagaimana hambanNya melaksanakan ibadah. Tetapi Allah mempunyai peraturan - peraturan, petunjuk - petunjuk, praktek-praktek ibadah yang harus ditaati dengan menurunkan utusan kepada setiap umat, sebagaimana firman Allah: Dan niscaya sungguh telah mengutus Aku Allah seorang utusan di dalam tiap-tiap umat agar menyembah mereka kepada Allah. Dan jauhilah toghut. Maka Allah menunjukkan kepada sebagian mereka, dan ada sebagian dari mereka yang tersesat. Maka berjalanlah kamu sekian dipermukaan bumi dan melihatlah bagaimana akibatnya orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah) (S. An-Nahl : 36) Maka Aku mendatangkan pada kamu sekalian petunjuk. Maka barang siapa yang mengkuti pada petunjukKu, maka tidak ada takut dan tidak ada kesusahan atas mereka (S. Al-Baqarah : 38) Oleh sebab itu disini bisa dijelaskan bahwa ibadah kepada Allah yang benar menurut firman Allah di atas adalah kita sebagai hamba Allah harus mentaati peraturan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan sunnah Rosulullah SAW sesuai syahadat kita: Asyhadu an laa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rosulullahu. Adapun benarnya orang beribadah kepada Allah / mentaati peraturan Allah dan rosulNya ialah:
Barang siapa yang beramal pada suatu amalan yang tidak ada atas amalan itu perkaraku (sunnahku) maka amalan itu ditolak Oleh karena itu disini kami mengajak kepada saudara-saudara muslim untuk berhati-hati dan teliti dalam ibadah kepada Allah sehingga niat ibadah kita kepada Allah yarjuuna rahmatahu wayakhafuuba 'adzabahu itu bisa sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits. |
TOP | UP | HOME | 20 JULI 1998 | [email protected] |